BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Salah satu bimbingan dan konseling di SD adalah
bimbingan bagi Anak Cerdas Berbakat. Pelaksaan bimbingan Anak Cerdas Berbakat
merupakan amanah rakyat yang dituangkan dalam GBHN 1993 dan UU nomor 2 tahun
1998 tentang sistem pendidikan nasional.oleh karena itu, pemahaman tentang
siapa Anak Cerdas Berbakat hendaknya multi dimensional. Oleh kerena itu,
penghampiran pengertian Anak Cerdas Berbakat hendaknya menyeluruh.
Bimbingan bagi Anak Cerdas Berbakat hendaknya mengacu
pada karakteristik dan kebutuhan murid itu sendiri. Pemahaman akan kebutuhan
dan karakteristik anak cerdas berbakat merupakan fondasi bagi guru dalam
memberikan bimbingan bagi anak cerdas berbakat. Berbagai bentuk program
pengembangan muruid cerdas dan berbakat, salah satu diantaranya dapat di dekati
dari bimbingan dan konseling tekhnik bimbingan merupakan alternatif yang dapat
diterapkan dalam mengembangkan kemampuan Anak Cerdas Berbakat. Penyelenggaraan
kelas unggulan di SD yang telah di rintis sejak tahu ajaran 1996/1997.
Merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mengembangkan anak cerdas berbakat,
khususnya bakat akademik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian dalam latar belakang di atas, maka rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut:
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian dalam latar belakang di atas, maka rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian murid cerdas dan berbakat itu?
2. Bagaimana
ciri-ciri/karakteristik murid
cerdas dan berbakat?
3. Bagaimana
penyelenggaraan pendidikan bagi murid cerdas berbakat?
4. Bagaimanakah
teknik bimbingan bagi murid cerdas dan berbakat?
5. Bagaimana
penyelenggaraan kelas unggulan sebagai model bimbingan bagi murid cerdas dan berbakat?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penyusunan makalah bimbingan bagi anak cerdas dan berbakat ini adalah sebagai berikut:
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penyusunan makalah bimbingan bagi anak cerdas dan berbakat ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui
pengertian murid cerdas dan berbakat
2. Untuk mengetahui ciri-ciri/karakteristik murid cerdas dan berbakat
3. Untuk mengetahui penyelenggaraan pendidikan
bagi murid cerdas dan berbakat
4. Untuk mengetahui teknik bimbingan bagi murid
cerdas berbakat
5. Untuk mengetahui penyelenggaraan kelas unggulan
sebagai model bimbingan bagi murid cerdas dan berbakat
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Murid Cerdas dan Berbakat
Guna menjawab siapa murid yang cerdas dan berbakat
memang bukan hal yang mudah, bergantung pada filosofis, defenisi, penentuan
presentase, prosedur, seting/adegan, model dan model pengayaan yang digunakan.
Sampai sekarang belum ada defenisi tunggal dan sulit untuk dirumuskan yang
mencakup seluruh pengertian anak berbakat, bahkan istilah anak berbakat
diterjemahkan dari “gifted child“ masih nampak digunakan dalam berbagai sebutan.
Sebutan lain bagi anak berbakat (gifted) ini misalnya genius, bright, creative,
talented. Semua sebutan ini merujuk kepada adanya keunggulan kemampuan yang
dimiliki seseorang. Bakat adalah
kemampuan yang merupakan sesuatu yang “inherent” dalam diri seseorang di bawa
sejak lahir dan terkait erat dengan struktur otak. Secara genetis struktur otak
itu sangat ditentukan oleh caranya lingkungan berinteraksi dengan anak manusia
itu. Biasanya
kemampuan itu dikaitkan dengan intelegensi. Kemampuan intelektual merupakan
ekpresi dari apa yang disebut intelegensi dan kepada kemampuan intelek ini juga
kita bersandar menguasai dan mempertaruhkan perubahan kebudayaan serta
pembaruan teknologi di dalam masyarakat. Intelegensi merupakan “kombinasi
sifat-sifat manusia yang mencakup kemampuan untuk pemahaman terhadap hubungan
yang kompleks, semua proses yang terlibat dalam berpikir abstrak, kemampuan
penyesuaian dalam pemecehan masalah” dan “kemampuan untuk memperoleh kemampuan
baru”(Cattel dalam Conny Semiawan, 1997)
Salah satu ciri yang paling umum diterima sebagai ciri
anak berbakat ialah memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dari pada anak
normal, sebagaimana diukur oleh alat ukur kecerdasan yang sudah baku. Ciri umum (kecerdasan yang
tinggi) ini merupakan awal pangkal tolak berpikir dalam membedakan anak
berbakat dengan anak lain yang termasuk kelompok itu. Pada mulanya tingkat
kecerdasan dipandang sebagai satu-satunya ciri anak berbakat. Pandang ini
disebut pandangan berdimensi tunggal tentang anak berbakat. Umumnya anak
disebut berbakat jika IQ di atas 120, sedangkan anak yang memiliki IQ 137 ke atas
disebut anak berbakat tinggi.
Sementara itu ada pandangan lain, dan pandangan ini
lebih banyak dianut, yang cenderung menekankan bahwa masalah keberbakatan harus
didekati dari sudut pandang berdemensi ganda. Menurut pandangan ini
keberbakatan tidak hanya ditinjau dari segi kecerdasan tapi juga dilihat dari
segi prestasi, kreativitas dan karakteristik pribadi dan sosial lainnya;
dilihat dari kemampuan yang bersifat potensial maupun aktual (prestasi).
Sedangkan Clark (1988:6) mengatakan bahwa murid cerdas berbakat ialah anak-anak yang menampilkan kapabilitas unjuk kerja yang
tinggi dalam bidang-bidang seperti intelektual, krestif, artistik,
kepemimpinan, kemampuan, atau lapangan-lapangan akademik tertentu, dan
memerlukan, layanan-layanan atau kegiatan-kegiatan yang tidak biasa di sediakan oleh sekolah dalam rangka untuk mengembangkan kemampuanny secara penuh. Menurut skala yang dibuat oleh Wechsler, murid cerdas berbakat adalah murid yang memiliki taraf intelegensi 130 atau lebih, yang
di bedakan atas luar biasa cerdas atau gifted (IQ 145 ke atas) dan sanagat
cerdas atau superior (IQ 130-144). Yang banyaknya 2,5% dari banyaknya murid.
Berdasarkan uraian di atas jelaslah yang di maksud murid cerdas berbakat adalah murid yang memiliki
taraf intelegensi sangat tinggi, serta memiliki tingkat kreativitas yang tinggi pula, dan dengan kemampuanya memungkinkan bagi
dirinya berhasil dengan baik dalam pekerjaan atau karirnya. Murid seperti ini umumnya memerlukan program khusus yang
terencana selain dari program umumnya biasanya di laksanakan di sekolahuntuk
pengembangan kemampuanya.
Istilah murid berbakat merupakan terjemahan dari “gifted” yang berarti kemampuan intelektual tinggi. Jadi murid
berbakat adalah murid yang memiliki kemampuan intelektual atau taraf inteligensi
yang unggul. Dengan keunggulan ini ia di harapkan memiliki peluang besar untuk
mencapai prestasi tinggi dan menonjol didalam bidang pekerjaanya. (Adni Hakim
Nasution dalam S.C Utami Munadar, 1985:4).
Utami Munandar (1995) memberikan
delapan alasan perlunya pelayanan pendidikan khusus bagi murid cerdas dan
berbakat, yaitu:
1. Keberbakatan tumbuh dari proses
interaktif antara lingkungan yang merangsang dari kemampuan pembawaan dan
prosesnya. Dengan kata lain anak berbakat memerlukan program yang sesuai dengan
tingkat perkembangannya.
2. Pendidikan atau sekolah hendaknya
dapat memberikan kesempatan pendidikan yang sama kepada anak untuk
memperkembangkan potensinya sepenuhnya.
3. Jika anak berbakat dibatasi dan
dihambat dalam perkembangannya jika mereka tidak dimungkinkan untuk maju lebih
cepat dan memperoleh materi pengajaran sesuai dengan kemampuannya, sering
mereka menjadi bosan, jengkel, dan acuh tak acuh.
4. Terhadap kekhawatiran bahwa
pelayanan pendidikan khusus bagi anak berbakat akan membentuk kelompok “elite”.
Perlu dipertanyakan apa maksud dengan kelompok elite. Apabila dengan elite
dimaksud dengan “golongan atas” maka memang ditinjau dari keunggulan bakat dan
kemampuan mereka tergolong elite.
5. Anak dan remeja berbakat merasa
bahwa minat dan gagasan sering berbeda dari teman sebaya, hal ini dapat membuat
mereka terisolasi merasa diri “lain daripada yang lain” sehingga jarang mereka
membentuk konsep diri yang negatif.
6. Jikat kebutuhan anak berbakat
mempertimbangkan dan dirancang program untuk memenuhi kebutuhan pendidikan
mereka sejak awal maka mereka menunjukan peningkatan yang nyata dalam prestasi
sehingga tumbuh rasa kompetensi dan rasa harga diri.
7. Mereka yang berbakat jika diberi
kesempatan dan pelayanan pendidikan yang sesuai akan dapat meberikan sumbangan
yang bermakna kepada masyarakat dalam semua bidang usaha manusia. Masyarakat
mebutuhkan orang-orang yang berkemampuan luar biasa ini untuk menghadapi
tuntunan masa depan secara inovatif.
8. Dari sejarah tokoh-tokoh yang
unggul dalam bidang tertentu ternyata memang ada di antara mereka yang semasa
kecil atau sewaktu masih dibangku sekolah tidak dikenal sebagai seorang yang
menonjol dalam prestasi sekolah namun
mereka berhasil dalam hidup.
Para
ahli dengan hasil penelitiannya (Thompson, Berger, Berry, 1980. Krech, 1969.
Maclean 1979) menunjukan bahwa secara biologis memang ada perbedaan struktur
otak antara anak anak cerdas dan berbakat dengan anak normal. Anak cerdas dan
berbakat mampu memfungsikan kedua belahan otak kiri dan otak kanan sebagai alat
berpikir dan seluruh fungsi-fungsi lain (rasa, pendirian, dan intuisi) secara
terintegrasi sehingga mewujudkan perilaku kreatif. Atas dasar pemikiran
tersebut maka pemahaman murid cerdas dan berbakat harus bertolak dari pandangan
bahwa dia adalah seorang pribadi yang utuh dan selalu berada di dalam
interaksinya dengan lingkungan. Pengembangan keutuhan pribadi ini yang saat ini
dikenal dengan pengembangan kecerdasan emosional (Daniel Gollernan, 1995)
seiring dengan kecerdasan intelektual.
B.
Karakteristik dan Kebutuhan Murid Cerdas dan Berbakat
Perbedaan program pendidikan Anak Cerdas Berbakat
dengan anak biasa bukan sekedar berbeda tetapi secara kualitatif memang harus
berbeda. Perbadaan kualitatif ini mutlak perlu karena anak Anak Cerdas
Berbakat memiliki karakteristik dan kebutuhan serta permasalahan yang berbeda
dari peserta didik biasanya. Sekalipun pengembangan program pendidikan untuk
peserta didik Anak Cerdas Berbakat akan menyangkut berbagai pertimbangan aspek
filosofis, tujuan pendidikan peserta didik Anak Cerdas Berbakat. Anak cerdas berbakat pada umumnya memiliki karakteristik seperti berikut:
1.
Membaca pada
usia lebih muda
2.
Membaca
lebih cepat dan lebih banyak
3.
Mempunyai
rasa ingin tahu yang kuat
4.
Mempunyai
minat yang luas, juga terhadap masalah orang dewasa
5.
Mempunyai
inisiatif dan dapat bekerja sendiri
6.
Menunjukan
keaslian dalam ungkapan variable
7.
Memberi
jawaban – jawaban yang baik
8.
Dapat
memberikan banyak gagasan
9.
Luwes dalam
berfikir
10.
Terbuka terhadap
rangsangan – rangsangan dari lingkungan
11.
Mempunyai
pengamatan yang tajam
12.
Dapat
berkonsentrasi untuk jangka waktu yang panjang, terutama terhadap tugas atau
bidang yang diminati
13.
Senang
mencoba hal – hal yang baru
14.
Mempunyai
daya abstraksi, konseptualisasi, dan sintesis yang tinggi
15.
Senang
terhadap kegiatan intelektual dan pemecahan – pemecahan masalah
16.
Mempunyai
banyak kegemaran
17.
Mempunyai
daya ingat yang kuat
Clark
mengemukakan secara kualitatif anak Anak Cerdas Berbakat menunjukkan
karakteristik yang berbeda dari anak normal dalam aspek kognitif, afektif, sensasi fisik,
intuisi, dan kemasyarakatan. Dalam upaya pengembangan model program
pendidikan yang kondusif bagi Anak Cerdas Berbakat perlu dilakukan analisis
kebutuhan dan permasalahan perkembangan yang mungkin muncul dari aspek yang
disebutkan diatas serta implikasinya bagi pengembangan program pendidikan.
1.
Perkembangan fisik
Selama usia sekolah, anak berbakat sangat mungkin
mengalami kesenjangan antara perkembangan fisik dan intelektual dan sekolah
secara tak sengaja mungkin menghambat aktifitas mereka. Apabila perkembangan
intelektualnya lebih cepat dari pada perkembangan fisik maka anak akan merasa
tidak adekuat secara fisik. Sementara jika tuntutan sensasi fisik kurang
menantang akan menjadikan anak berbakat kurang tertarik dan tak memperoleh
kepuasan melakukan kompetisi di dalam kelompok sebaya. Anak berbakat mungkin
pula menunjukkan aktifitas fisik dan hanya membatasi diri pada aktifitas
mental.
Melihat karakteristik dan kebutuhan fisik anak
berbakat, maka program pendidikan bagi mereka sepatutnya mempertimbangkan
kebutuhan untuk melakukan aktifitas yang memungkinkan terjadinya interaksi dan
asimilasi dan sensorik, apresiasi kapasitas fisik, menjelajahi aktifitas fisik
yang menimbulkan kesenangan. Kepuasan, menjelajahi aktifitas yang
mengarah kepada keterpaduan antara pikiran dan badan.
2.
Perkembangan kognitif
Para ahli dengan hasil penelitiannya ( Thompson, Berger,
Berry, dan Mac Lean ) menunjukkan secara biologis memang ada perbedaan struktur
otak antara anak berbakat dengan anak normal. Anak berbakat mampu kedua belahan
otak kiri dan kanan sebagai alat berfikir dan seluruh fungsi-fungsi lain.
Secara terintegritas sehingga mewujudkan perilaku kreatif.
Berbagai karakteristik perkembangan kognitif anak
berbakat menunjukkan kemudahan yang dimilikinya dalam belajar. Namun, hendaknya
ciri itu tidak menjadikan kita berfikir bahwa anak berbakat akan selalu mudah
untuk menjadi peserta didik terpadani di kelasnya. Apabila karakteristik
tersebut tidak tersalurkan sebagaimana mestinya maka tak mustahil muncul masalah
– masalah perkembangan.
Perkembangan kognitif anak berbakat juga disertai
dengan kemampuan intuitif yang akan mengarahkan kepada pemunculan prilaku
kreatif. Kreativitas adalah ekspresi tertinggi dari keberbakatan. Kaitan
intuisi dengan prilaku kreatif ialah bahwa fungsi intuisi berperan dalam
pemunculan inisiatif, imajinatif, dan wawasan bertindak yang mengarah kepada
prilaku kreatif. Para ahli yang menekuni kreativitas tampaknya cenderung
menyimpulkan bahwa prilaku kreatif merupakan integrasi fungsi – fungsi fisik
maupun psikis dan bukan semata – mata prilaku intelektual.
Keunikan intuisi anak berbakat ditandai dengan
kecenderungan untuk terlibat dan peduli terhadap pengetahuan intuitif dan
fenomena – fenomena metafisik, terbuka terhadap pengalaman – pengalaman
metafisi, dan menunjukkan prilaku kreatif dalam banyak hal. Karena kekuatan
imajinatif yang luar biasa. Sehingga bisa menimbulkan cemoohan sesamanya atau
tidak mendapatkan tanggapan serius dari orang lain yang lebih tua usianya
karena di pandang berperilaku aneh, menyimpang, dan dianggap sebagai pembuat
kekacauan.
3.
Perkembangan Emosi
Karakteristik kemampuan kognitif yang tinggi pada anak
berbakat dan kepekaannya terhadap dunia sekitar menjadikan anak berbakat
memiliki akumulasiinformasi yang banyak.apabila dengan fungsi kognitif dia
mampu mengolah informasi dan menumbuhkan kesadaran akan diri dan dunianya akan
menjadikan anak berbakat menunjukkan perkembangan emosi yang lebih matang dan
stabil. Kesadaran yang tinggi ini akan disertai dengan perasaan yang berbeda
dari murid yang lain Di sisi lain karakteristik kognitif yang tinggi belum
tentu di sertai dengan terjadinya perkembangan emosi yang tinggi pula.
Akumulasi informasi yang terjadi pada anak berbakat karena sensitifitas atau
kepekaannya terhadap dunia sekitar mungkin tidak mencuat ke kesadaran. anak
berbakat serinakali menunjukkan harapan yang tinggi terhadap dirinya maupun
orang lain. Karena harapan ini tidak selalu disertai dengan kesadran diri, maka
tidak jarang menbawa dirinya menjadi frustasi terhadap dirinya, orang lain
maupun situasi.
Karakteristik kehidupan emosi murid berbakat separti
itu menghendaki keseimbangan dengan pengembangan fungsi kognitif yang ada
pada dirinya untuk mengembangkan kesadaran akan dunianya.jika tidak, maka
prilaku bermasalah yang mungkin muncul adalah rawan terhadap kritikan orang
lain, kebutuhan untuk diakui yang berlebihan , bersikap sinis dalam mengkritik
orang lain yang akan menimbulkan gangguan antar pribadi. Motovasi dan daya
saing yang kuat, hasrat ingin tahu yang besar, dan minat eksplorasi yang tiada
terunjang pada anak berbakat mungkin dapat menumbulkan keirian mereka terhadap
gurunya. Karena gurunya dirasakantidak memahami kebutuhannya. Akibatnya mereka
memiliki gambaran diri yang terlalu tinggi, selalu menganggap benar pendapat
sendiri yang dapat menumbuhkan kesan bersikap angkuh dan sombong.
4.
Perkembangan sosial
Karakteristik perkembangan sosial anak berbakat temuan
dan generalisasi sering kali menunjukkan karakteristik populasi yang
selalu tidak dapat diterapkan secara individual. Kecenderungan menunjukkan
bahwa perkembangan sosial anak berbakat memang lebih baik dari pada anak yang
normal pada umumnya. Clark (1988)
menghimpun dan menyimpulkan berbagai hasil studi yang dilakukan banyak ahli
tentang perkembangan sosial dan emosional anak berbakat sebagai berikut :
a.
Anak
berbakat, jika di bandingkan dengan teman sebayanya, merasa lebih senang dan
puas dengan keadaan dirinya sendiri dan hubungan antar pribadi.
b.
Anak
berbakat cenderung menunjukkan penyesuaian nasional yang lebih baik dari pada
anak normal lainnya walaupun kecenderungan ini lebih erat kaitannya dengan
latar belakang sosial ekonomi dari pada dengan kecerdasan.
c.
Anak
berbakat cenderung lebih mandiri dan kurang berkomformitas terhadap pendapat
sebayanya lebih dominan, lebih mempu mengendalikan lingkungan, dan lebih
kompetitif.
d.
Anak
berbakat menunjukkan kecakapan kemimpinan dan menjadi terlibat dalam kegiatan
dan kepedulian sosial.
e.
Anak
berbakat lebih cenderung memilih teman yang memiliki kesebayaan usia
intelektual dari pada memilih teman yang secara kronologis berada pada usia
yang sama.
Karakteristik
perkembangan sosial anak berbakat seperti di uraikan di ats dapat menimbulkan
prilaku bermasalah, seperti frustasi atas perasaan – perasaan yang tak
tertantang, potensi kepemimpinan yang tak berkembang karena mungkin tidak
memperoleh kesempatan, kecenderungan mengambil pemecahan masalah secara cepat
tanpa memperhitungkan kompleksitas masalah.
C.
Identifikasi Murid Cerdas dan Berbakat
Identifikasi anak cerdas dan
berbakat pada dasarnya dapat dilakukan sedini mungkin, yaitu :
1. Pada usia
1-2 tahun
Pada masa ini keunggulan dan kelemahan
intelektual anak akan tampak dengan mudah bila anak diberi rangsangan dengan
tepat. Fungsinya ganda, yaitu untuk mengetahui kemungkinan adanya perkembangan
intelektual yang cepat dan tidak terbatas pada bidang-bidang bakat yang khas,
serta untuk mengetahui kemungkinan adanya kecacatan pada anak.
2. Pada usia
2-6 tahun
Identifikasi anak usia ini dapat dilakukan
dengan mengajak anak bermain pada bidang yang disenanginya. Keberbakatan anak
akan tampak dalam kemampuan menyelesaikan tugas-tugas dan berbagai persoalan
tanpa mengalami kesulitan yang berarti, serta tidak banyak memerlukan
bimbingan. Karena itu dalam usia dini, orang tua, guru, kelompok bermain, dan
TK tempat menjadi pelaksanaan atau sumber informasi utama.
3. Pada usia 6
tahun – seterusnya
Pada masa sekolah informasi keberbakatan bisa
diperoleh dari orang tua terutama berkenaan dengan bidang-bidang yang
disenangi, dari guru terutama bidang prestasi, dan dari teman sebaya terutama bidang kepemimpinan, kreatifitas, dan
sosialisasinya.
Dalam identifikasi ini,
penggunaan tes kecerdasan dan tes lain seperti minat, kreativitas, motivasi
juga penting dilakukan. Dengan demikian pada dasarnya ada dua pendekatan untuk
mengidentifikasi murid cerdas dan berbakat, yaitu dengan cara studi kasus, dan melalui tes, atau
penggabungan keduanya. Identifikasi di sekolah dapat dilakukan melalui tahap:
a. Tahap Penjaringan (screening)
Tahap
penjaringan Anak Cerdas Berbakat disekolah dapat delakukan dengan menganalisis
data dan prestasi belajar. Usia kronologis nominasi oleh teman sekelas,
orang tua dan guru. Di gunakan acuan usia kronologis dengan asumsi bahwa Anak
Cerdas Berbakat memiliki usia muda namun mampu bersaing dan memiliki usia
mental yang lebih tinggi debanding teman – teman yang memiliki usia yang lebih
tua. Model nominasi ini dilakukan dengan asumsi bahwa orang – orang
terdekat dengan anak berbakat dan cerdas, memiliki penilaian yang objektif dan
intensif, hasil pengamatan yang relatif lama.
b. Tahap selektif (identification)
Tahap
selektif digunakan terhadap siswa yang telah lolos tahap penjaringan. Tahap
selektif di saring dengan melalui tes. Langkah – langkah yang dilakukan dalam
menjaring dan menyeleksi murid – Anak Cerdas Berbakat.
1) Mengidentifikasi murid yang di duga Anak Cerdas
Berbakat dengan mengacu kepada prestasi siswa, usia kronologi dan kelasnya.
2) Kemudian dilakukan penyaringan dengan menggunakan tes,
untuk mengetahui kemapuan intelektualnya.
3) Setelah ditemukan murid yang di duga cerdas dan
berbakat selanjutnya melakukan pemeriksaan psikologi terhadap kedelapan murid
tersebut dengan menggunakan wechler intelligence scale for children untuk
mengetahui IQ. Yang menyatakan anak berbakat intelektual adalah mereka yang
memiliki IQ 130 berdasarkan tes WISC adaptasi indonesia.
D.
Penyelenggaraan Pendidikan Bagi Murid Cerdas dan
Berbakat
Penyelenggaraan pendidikan bagi anak cerdas berbakat
secara konvensional dapat di kelompokkan ke dalam beberapa model,antara lain :
1.
Akselerasi (acceleration)
Model
akselerasi bisa dilakukan dalam berbagai
bentuk, mulai dari memasuki SD pada usia dini, loncat kelas atau mengikuti
bidang studi tertentu di kelas tinggi.
2.
Pengayaan (enrichment)
Model
pengayaan yaitu dengan memberikan tugas – tugas tambahan bagi siswa yang
memiliki kemampuan unggul. Model ini dapat memenuhi harapan Anak Cerdas
Berbakat dengan tidak memisahkan mereka dari teman – teman yang biasa.
3.
Kelas khusus (ability grouping)
Model ketiga
adalah pengelompokkan berdasarkan kemampuan. Model ini dapat berupa kelas
khusus di dalam sekolah. Model pengelompokkan berdasarkan kemampuan di
khawatirkan akan menumbuhkan sikap ekslusif, elitisme dan memiliki perasaan
berbeda dari yang lain.
4.
Bimbingan Konseling
Bagi anak-anak cerdas dan berbakat, bimbingan
konseling merupakan sebuah kebutuhan. Memahami kekhasan siswa cerdas dan
berbakat serta peranan konseling dalam menangani permasalahan yang timbul
akibat kekhasannya adalah sangat penting. Dimana guru sebagai konselor bagi
siswa berkemampuan unggul sangat penting peranannya.
E.
Teknik Bimbingan Bagi Murid Cerdas dan Berbakat
Karakteristik anak berbakat masalahnya yang di
gambarkan pada bagian terdahulu, mengandung implikasi bagi kemampuan layanan
bimbingan Anak Cerdas Berbakat. Layanan bimbingan yang di maksud tidak di
arahkan kepada layanan yang bersifat ekslusif melainkan dikembangkan secara
terpadu di dalam sisitem bimbingan yang ada. Layanan bimbingan bagi Anak Cerdas
Berbakat tetap bertolak belakang dari pandangan tentang hakekat manusia sebagai
makhluk pribadi, sosial dan mehluk tuhan. Dengan kata lain, Anak Cerdas
Berbakat dipandang sebagai suatu keutuhan pribadi sehinggan program layanan
bimbingan yang dikembangkan mampu menyentuh semua dimensi perkembangan secara
utuh.
Sejalan dengan karakteristik dan kebutuhan yang di
uraikan sebagai hasil temuan studi, dimensi keutuhan perkembangan pribadi yang
di maksud akan mencakup unsur-unsur berikut:
1.
Pengembangan Ranah Kognitif/Intelektual
Hal ini
mengandung implikasi bagi guru untuk menyediakan rentang pengalaman belajar
yang luas dan dapat di akselerasikan dan mengakselerasikan perkembangan
kognitif anak berbakat. Pengolahan bahan dan tugas ajar secara khusus yang di
dasarkan kepada kurikulum yang ada merupakan hal yang harus dilakukan guru
untuk dapat memberikan layanan optimal bagi anak berbakat.
2.
Pengembangan Ranah Afektif
Layanan
bimbingan yang perlu diberikan ialah memahami pikiran dan harapan anak berbakat
dengan sikap terbuka dan membantu anak memahami pikiran dan harapan yang ada
pada dirinya serta kemungkinan pemenuhannya didalam kehidupan kelompok.
3.
Pengembangan Ranah Fisik
Kemampuan
anak berbakat yang cenderung berkembang lebih awal dari usia pada umumnya
menghendaki layanan pendidikan yang memungkinkan anak memperolah pengalaman
memadukan pola perkembangan berfikir dengan perkembangan fisik. Layanan
bimbingan yang bisa diberikan ialah membantu anak memilih kegiatan fisik yang
sesuai dengan perkembangannya dan memberikan peran-peran yang sesuai dalam
kelompoknya.
4.
Pengembangan Ranah Intuitif
Layanan
pendidikan bagi anak berbakat perlu memperdulikan pengembangan pengalaman yang
mendorong dia untuk berimajinasi dan berkreasi. Layanan bimbingan di berikan
dalam bentuk pengembangan lingkungan belajar yang menghadapkan anak kepada
situasi atau stimulus baru yang dapat memunculkan daya imajinasi dan
kreativitas anak.
5.
Pengembangan Ranah Kemasyarakatan
Layanan
bimbangan yang dapat diberikan ialah membantu anak memperoleh pengalaman
mengembangkan diri menjadi anggota kelompok dan mampu berpartisipasi dalam
proses kelompok, memperluas perasaan keanggotaan kelompok ke arah keanggotaan
kemasyarakatan, memperluas identifikasi diri dari masyarakat terbatas ke arah
identifikasi terhadap masyarakat luas.
Beberapa
implikasi managerial bagi penataan layanan bimbingan anak berbakat disekolah
dasar yang perlu di perhatikan adalah :
a. Menyediakan kesempatan dan pengalaman khusus untuk
memenuhi kebutuhan anak berbakat sehingga mereka dapat mengembangkan potensinya
secara berkesinambungan.
b. Menata lingkungan yang dapat memperkaya pertumbuhan
intelektual, afektif, intuisi dan sosial.
c. Memungkinkan terjadinya partisipasi dan kerjasama yang
dilakukan oleh anak berbakat dan orang tua.
d. Menyediakan waktu, tempat, dan dukungan bagi anak
berbakat yang memungkinkan dirinya menjadi sebagaimana mereka bisa menjadi.
e. Mendorong anak berbakat menemukan tempat dirinya dalam
perkembangan manusia dengan menemukan kecakapannya dan bidang – bidang dimana
dia dapat berkontribusi.
f. Menyediakan kesempatan bagi anak berbakat untuk
berinteraksi dengan sesamanya dan orang dewasa dari berbagai ragam kecakapan
yang memungkinkan dia menemukan keunikan dan ketertarikan dirinya.
F.
Penyelenggaraan Kelas Unggulan sebagai Model Bimbingan
Bagi Murid Cerdas dan Berbakat
1.
Pengertian Kelas Unggulan
Kelas unggulan adalah kelas yang terdiri atas sejumlah
siswa yang karena prestasinya menonjol di kelompok di kelas tertentu pada SD (Depdikbud.1996). Program pengajaran pada kelas
unggulan adalah program pengajaran yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku
ditambah dengan pendalaman materi matematika atau berhitung dan IPA serta
pelajaran Bahasa Inggris.
Pengelompokkan ini dimaksud untuk memudahkan membina
siswa oleh guru dalam mengembangkan kemampuan dan potensi yang ada pada siswa
seoptimum mungkin sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Tujuan pendidikan kelas unggulan di SD secara rinci mencakup.
a.
Mempersiapkan
peserta didik yang cerdas, beriman dan bertaqwa pada tuhan YME, memiliki budi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan serta sehat jasmani dan
rohani.
b.
Memberikan
kesempatan kepada siswa yang memiliki kecerdasan di atas rata – rata normal
untuk mendapat pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan potensi yang
dimiliki siswa.
c.
Memberikan
kesempatan kepada siswa lebih cepat mentransfer ilmu pengetahuan dan tekhnologi
yang diperlukan sesuai dengan perkembangan pembangunan.
d.
Memberikan
penghargaan kepada siswa yang berprestasi.
e.
Mempersiapkan
lulusan kelas unggulan menjadi siswa unggul dalam bidang pengetahuan dan
tekhnologi sesuai dengan perkembangan anak.
Siswa yang
direkrut adalah siswa kelas IV dengan pertimbangan bahwa siswa kelas IV telah
mulai dapat berfikir rasional baik pada SD inti maupun SD imbas.
Persyaratan
kadidat kelas unggul meliputi :
a.
Siswa
peserta kelas unggulan harus bersekolah pada SD inti/imbas pada gugusannya.
b.
Merupakan
murid pada jenjang kelas tinggi di mulai kelas IV pada tahun ajaran baru.
c.
Memiliki
bakat dan minat serta prestasi yang konsisten sejak kelas I sampai kelas
III melalui rekaman pengamatan dan tes psikologi.
d.
Merupakan
murid berprestasi disekolahnya dan memiliki ranking 1 sampai 10.
e.
Lulus
seleksi tes kemampuan akademik dan kesehatan untuk keperluan ini perlu diadakan
alat seleksi yang standar.
f.
Mendapat
rekomendasi dari kepala sekolah tempat asal siswa bersekolah.
g.
Mendapatkan
izin tertulis dari orang tua/wali murid yang isinya bersedia patuh mengikuti
tata tertib penyelenggaraan kelas unggul.
h.
Apabila pada
setiap akhir tahun pelajaran tidak mampu menunjukkan keberhasilan prestasi
belajarnya, di tempatkan pada kelas biasa di SD yang bersangkutan.
2.
Proses Belajar Mengajar di Kelas Unggulan
Proses belajar mengajar di kelas unggulan di upayakan
memiliki keunggulan dari pada kelas biasa. Oleh karena itu seluruh komponen
pendidikan seperti guru, materi ajar, bahkan sarana belajar – mengajar, metode
mengajar dan waktu belajar dikelas unggulan harus lebih baik dari kelas
biasa.mengigat tuntutan prestasi belajar bagi siswa kelas unggulan sangat
tinggi di perlukan adanya guru bimbingann yang tugas khususnya
mengawasi/memantau. Membimbing serta mengarahkan siswa di kelas unggulan agar dapat
berprestasi dengan baik.
Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum yang berlaku
secara nasional dan kurikulum plus yang terdiri atas mata pelajaran Matematika/berhitung
(4 jam), IPA (4 jam) dan Bahasa Inggris 4 jam. Dengan demikian di perlukan
penambahan waktu belajar di sekolah. Bahan dan sarana belajar mengajar perlu
kelengkapan buku-buku sumber, baik pegangan siswa maupun guru atau bacaaan yang
dapat menunjang aktifitas dalam belajar. Begitu juga alat peraga dan sarana
belajar lainnya (seperti laboratorium) harus lebih memadai baik dari segi
jumlah maupun kualitasnya.
Metode mengajar seperti ini di harapkan dapat
mengaktifkan siswa dengan merangsang siswa untuk berfikir mengembangkan
berbagai pertanyaan variasi pembelajaran cukup beragam (individu/kelompok)
perhatian terhapa setiap siswa harus merata ( 20 – 35 siswa dalam satu kelas
).sehinggan dapat memberikan layanan yang sesuai.
3.
Model – Model Penyelenggaraan Kelas Unggulan di SD
Berdasarkan pengamatan di kota bandung di kabupaten
sumedang dan kabupaten bekasi serta kabupaten tasikmalaya ternyata bentuk
penyelenggaraan kelas unggulan di berbagai daerah bermacam – macam di sesuaikan
kondisi masing – masing.
a.
Penyelenggaraan
kelas unggulan di SD inti dalam satu kompleks sekolah. Model penyelenggaraan
kelas unggulan yang paling banyak adalah di selenggarakan di SD inti
tetapi hanya melibatkan SD – SD dalam satu kompleks. SD – SD di luar
kompleks SD tersebut meskipun ada dalam satu gugusan untuk mengikutsertakan
peserta didiknya dalam kelas unggulan apalagi bagi SD swasta.
b.
Penyelenggaraan
kelas unggulan kecamatan
Penyelenggaraan
kelas unggulan di SD inti kota kecamatan dengan menampung siswa terbaik dari SD
– SD di seluruh kecamatan.Penyelenggaraan kelas unggulan dalam satu kompleks
secara bergiliran
c.
Pada model
penyelenggaraan kelas unggulan di selenggarakan di SD dalam satu kompleks
secara bergiliran.
d.
Penyelenggaraan
kelas unggulan pada seluruh jenjang
Model ini
menyelenggarakan kelas unggulan pada seluruh jenjang kelas dengan menambah waktu
belajar selama dua jam pelajaran.
4.
Kelebihan dan Kekurangan Model Kelas Unggulan
Mencermati penyelenggaraan kelas unggulan di SD inti,
pada hakekatnya model pengelompokkan berdasarkan kemampuan (ability grouping).
Model ini akan memudahkan bagi guru dalam mengembangkan kemampuan atau potensi
siswa seoptimal mungkin. Model kelas unggulan memungkinkan guru mengembangkan
suasana belajar kompetitif sehingga terjadinya persaingan sehat antar siswa.
Namun di sisi lain model pengelompokkan kemampuan di khawatirkan akan
menumbuhkan sikap ekslusif, elitisme. Memiliki perasaan berbeda dari yang lain
bahkan bisa – bisa menjadi besar kepala.
Bagi sekolah penyelenggara kelas unggulan saat ini
dilanda kekhawatiran sekiranya mereka mendapan NEM yang kurang memuaskan pada EBTANAS
apa yang dapat dibanggakan dari penyelenggaraan kelas unggulan ini, padahal
sudah mengerahkan dana dan daya yang cukup besar. Bagi anak didik ada
kecenderungan jenuh belajar karena mereka terus menerus diberi pengayaan tanpa
diberi kesempatan untuk naik kelas lebih cepat dibanding anak biasa.
5.
Bimbingan bagi Siswa Kelas Unggulan
Bertolak dari antisipasi terjadinya dampak negatif
penyelenggaraan kelas unggulan maka gagasan agar siswa kelas unggulan tetap
merupakan siswa dari kelas biasa di sekolah masing – masing atau lazim di kenal
dengan pull out enrichment (Conny
Semiawan 1997:256). Alternatif pertama siswa unggulan bergabung dalam kelas
unggulan hanya dalam kurikulum plus yaitu, mata pelajaran matematika/berhitung,
IPA dan bahasa inggris. Alternatif kedua, siswa unggulan bergabung dalam kelas
unggulan pada setiap mata pelajaran matematika/berhitung, IPA dan bahasa
inggrisdalam pelaksanaan kurikulum biasa maupun kurikulum plus.
Tujuan bimbingan dan konseling anak berbakat adalah
membantu perkembangan pribadi mereka dalam menyingkirkan halangan emosional
lingkungan serta membantu agar mampu menggunakan kemampuan seoptimal mungkin
(Conny R Semiawan, 1992:68). Dalam pengembangan program bimbingan dan konseling
anak berbakat penting untuk diketahui bahwa kebutuhan dan kepentingan unik si
individu sangat penting bagi perkembangannya. Anak berbakat tidak saja
diidentifikasikan karena kemampuannya yang luar biasa dalam segi intelektual
akademis, tetapi juga dalam bidang berpikir kreatif. Kepemimpinan dan kesenian
pengembangan model bimbingan bagi murid cerdas dan berbakat hendaknya
mempertimbangkan kebutuhan karakteristik mereka (Utami Munandar, 1995:3).
Milgram (1991) berpendapat bahwa kebutuhan bimbingan dan konseling dari anak
berbakat meliputi tiga kategori: kognitif-akademik, personal-sosial dan
pengalaman luar sekolah (experiental
needs).
Keunggulan model ini adalah siswa unggulan berbaur
dengan siswa biasa. Siswa tidak merasa elit dan perkembangan sosial anak tidak
terganggu. Secara administratif SD imbas tidak merasa di tinggalkan oleh siswa
terbaik – baiknya. Sekaitan dengan bimbingan dan konseling Anak Cerdas Berbakat
perlu di pahami bahwa pencegah masalah lebih penting dari remidi. bahkan
menurut Conny Semiawan (1992:73) konselor harus mampu bertindak berdasarkan
pendekatan perkembangan. Oleh karena itu bimbingan konseling yang di kembangkan
adalah model bimbingan dan konseling perkembangan (development counseling).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Murid cerdas berbakat adalah murid yang memiliki taraf intelegensi sangat tinggi, serta memiliki
tingkat kreativitas yang tinggi pula, dan dengan kemampuanya memungkinkan bagi dirinya berhasil dengan baik dalam pekerjaan
atau karirnya. Murid seperti ini umumnya memerlukan
program khusus yang terencana selain dari program umumnya biasanya di
laksanakan di sekolahuntuk pengembangan kemampuanya.
Perbedaan program pendidikan Anak Cerdas Berbakat
dengan anak biasa bukan sekedar berbeda tetapi secara kualitatif memang harus
berbeda. Perbadaan kualitatif ini mutlak perlu karena anak Anak Cerdas
Berbakat memiliki karakteristik dan kebutuhan serta permasalahan yang berbeda
dari peserta didik biasanya. Sekalipun pengembangan program pendidikan untuk
peserta didik Anak Cerdas Berbakat akan menyangkut berbagai pertimbangan aspek
filosofis, tujuan pendidikan peserta didik Anak Cerdas Berbakat.
Untuk mengidentifikasi siswa cerdas berbakat yaitu dengan penggunaan tes kecerdasan dan tes lain seperti
minat, kreativitas, motivasi juga penting dilakukan. Dengan demikian pada dasarnya
ada dua pendekatan untuk mengidentifikasi murid cerdas dan berbakat, yaitu
dengan cara studi kasus, dan melalui tes,
atau penggabungan keduanya.
Penyelenggaraan pendidikan bagi anak cerdas berbakat
secara konvensional dapat di kelompokkan ke dalam beberapa model,antara lain :
1. Akselerasi (acceleration)
2. Pengayaan (enrichment)
3. Kelas khusus
(ability grouping)
4. Bimbingan
Konseling
Teknik
bimbingan bagi Anak Cerdas Berbakat tetap bertolak belakang dari pandangan
tentang hakekat manusia sebagai makhluk pribadi, sosial dan mehluk tuhan.
Dengan kata lain, Anak Cerdas Berbakat dipandang sebagai suatu keutuhan pribadi
sehinggan program layanan bimbingan yang dikembangkan mampu menyentuh semua
dimensi perkembangan secara utuh. Sejalan dengan karakteristik dan kebutuhan
yang di uraikan sebagai hasil temuan studi, dimensi keutuhan perkembangan
pribadi yang di maksud akan mencakup unsur-unsur berikut:
1. Pengembangan Ranah Kognitif/Intelektual
2. Pengembangan Ranah Kognitif
3. Pengembangan Ranah Fisik
4. Penembangan Ranah Intuitif
5. Pengembangan Ranah Kemasyarakatan
6. Pengembangan Ranah Kemasyarakatan
Penyelenggaraan
Kelas Unggulan sebagai Model Bimbingan bagi Anak Cerdas Berbakat. Kelas
unggulan adalah kelas yang terdiri atas sejumlah siswa yang karena prestasinya
menonjol di kelompk di kelas tertentu pada SD (Depdikbud.1996). Program
pengajaran pada kelas unggulan adalah program pengajaran yang sesuai dengan
kurikulum yang berlaku ditambah dengan pendalaman materi matematika atau
berhitung dan IPA serta pelajaran Bahasa Inggris.
B.
Saran
Orangtua sebaiknya merasa perlu menambah wawasan
tentang tumbuh kembang anak, hal ini mencakup tahap-tahap perkambangan
anak, pola asuh dan pola didik anak. Dengan mengetahui informasi tentang
tahap perkembangan anak, maka orangtua bisa secara dini mengenali hal-hak yang
tidak biasa yang ada pada diri anak.
Kemudian, dengan memahami konsep-konsep pola asuh dan
pola didik yang ilmiah, maka orangtua akan mampu menimimalisir kesalahan dalam
menerapkan nilai, sikap, dan perilaku dalam menghadapi anak, terutama ketika
anak-anak menunjukkan kebiasaan-kebiasaan yang berbeda dengan anak-anak
seusianya. Di samping orang tua, seorang tenaga pendidik atau guru dianjurkan
juga menambah pengetahuan tentang perkembangan anak, disamping menguasai
substansi mata pelajaran yang diajarkannya di dalam kelas, tentunya hal ini
akan memudahkan bagi guru dalam mengambil pendekatan sesuai dengan kepribadian
si anak.
Pemerintah sebagai payung utama pertumbuhan dan
perkembangan warga negaranya, semestinya menaruh perhatian besar terhadap
penelitian-penelitian, pengembangan-pengembangan terkait dengan pendidikan anak
cerdas berbakat. Karena hal ini terkait dengan kesuksesan generasi muda sebuah
negara dalam menyongsong masa depannya.
DAFTAR PUSTAKA
Kartadinata, Sunaryo dkk. 1998. Bimbingan di Sekolah Dasar. Jakarta:
Dirjen Dikti Depdikbud
http://atangsutisnabdj.blogspot.com/2014/02/bimbingan-bagi-anak-cerdas-berbakat.html
The Golden Nugget Hotel and Casino in Las Vegas - Mapyro
BalasHapusFind reviews and 전라남도 출장마사지 information for The Golden Nugget Hotel 영주 출장마사지 and 공주 출장샵 Casino in Las Vegas, NV. 경상남도 출장안마 Location. 1. 전라남도 출장마사지 Las Vegas, NV 89109 (702) 770-7000.