Selasa, 09 Juni 2015

MAKALAH BIMBINGAN BAGI MURID CERDAS DAN BERBAKAT



BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang
      Salah satu bimbingan dan konseling di SD adalah bimbingan bagi Anak Cerdas Berbakat. Pelaksaan bimbingan Anak Cerdas Berbakat merupakan amanah rakyat yang dituangkan dalam GBHN 1993 dan UU nomor 2 tahun 1998 tentang sistem pendidikan nasional.oleh karena itu, pemahaman tentang siapa Anak Cerdas Berbakat hendaknya multi dimensional. Oleh kerena itu, penghampiran pengertian Anak Cerdas Berbakat hendaknya menyeluruh.
Bimbingan bagi Anak Cerdas Berbakat hendaknya mengacu pada karakteristik dan kebutuhan murid itu sendiri. Pemahaman akan kebutuhan dan karakteristik anak cerdas berbakat merupakan fondasi bagi guru dalam memberikan bimbingan bagi anak cerdas berbakat. Berbagai bentuk program pengembangan muruid cerdas dan berbakat, salah satu diantaranya dapat di dekati dari bimbingan dan konseling tekhnik bimbingan merupakan alternatif yang dapat diterapkan dalam mengembangkan kemampuan Anak Cerdas Berbakat. Penyelenggaraan kelas unggulan di SD yang telah di rintis sejak tahu ajaran 1996/1997. Merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mengembangkan anak cerdas berbakat, khususnya bakat akademik. 



B.    Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian dalam latar belakang di atas, maka rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apakah pengertian murid cerdas dan berbakat itu?
2.      Bagaimana ciri-ciri/karakteristik murid cerdas dan berbakat?
3.      Bagaimana penyelenggaraan pendidikan bagi murid cerdas berbakat?
4.      Bagaimanakah teknik bimbingan bagi murid cerdas dan berbakat?
5.      Bagaimana penyelenggaraan kelas unggulan sebagai model bimbingan bagi murid cerdas dan berbakat? 

C.    Tujuan Penulisan
Tujuan penyusunan makalah bimbingan bagi anak cerdas dan berbakat ini adalah sebagai berikut: 
1.      Untuk mengetahui pengertian murid cerdas dan berbakat
2.      Untuk mengetahui ciri-ciri/karakteristik murid cerdas dan berbakat
3.      Untuk mengetahui penyelenggaraan pendidikan bagi murid cerdas dan berbakat
4.      Untuk mengetahui teknik bimbingan bagi murid cerdas berbakat
5.      Untuk mengetahui penyelenggaraan kelas unggulan sebagai model bimbingan bagi murid cerdas dan berbakat



BAB II
PEMBAHASAN
A.       Pengertian Murid Cerdas dan Berbakat
Guna menjawab siapa murid yang cerdas dan berbakat memang bukan hal yang mudah, bergantung pada filosofis, defenisi, penentuan presentase, prosedur, seting/adegan, model dan model pengayaan yang digunakan. Sampai sekarang belum ada defenisi tunggal dan sulit untuk dirumuskan yang mencakup seluruh pengertian anak berbakat, bahkan istilah anak berbakat diterjemahkan dari “gifted child“ masih nampak digunakan dalam berbagai sebutan. Sebutan lain bagi anak berbakat (gifted) ini misalnya genius, bright, creative, talented. Semua sebutan ini merujuk kepada adanya keunggulan kemampuan yang dimiliki seseorang. Bakat adalah kemampuan yang merupakan sesuatu yang “inherent” dalam diri seseorang di bawa sejak lahir dan terkait erat dengan struktur otak. Secara genetis struktur otak itu sangat ditentukan oleh caranya lingkungan berinteraksi dengan anak manusia itu. Biasanya kemampuan itu dikaitkan dengan intelegensi. Kemampuan intelektual merupakan ekpresi dari apa yang disebut intelegensi dan kepada kemampuan intelek ini juga kita bersandar menguasai dan mempertaruhkan perubahan kebudayaan serta pembaruan teknologi di dalam masyarakat. Intelegensi merupakan “kombinasi sifat-sifat manusia yang mencakup kemampuan untuk pemahaman terhadap hubungan yang kompleks, semua proses yang terlibat dalam berpikir abstrak, kemampuan penyesuaian dalam pemecehan masalah” dan “kemampuan untuk memperoleh kemampuan baru”(Cattel dalam Conny Semiawan, 1997)
Salah satu ciri yang paling umum diterima sebagai ciri anak berbakat ialah memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dari pada anak normal, sebagaimana diukur oleh alat ukur kecerdasan yang sudah baku. Ciri umum (kecerdasan yang tinggi) ini merupakan awal pangkal tolak berpikir dalam membedakan anak berbakat dengan anak lain yang termasuk kelompok itu. Pada mulanya tingkat kecerdasan dipandang sebagai satu-satunya ciri anak berbakat. Pandang ini disebut pandangan berdimensi tunggal tentang anak berbakat. Umumnya anak disebut berbakat jika IQ di atas 120, sedangkan anak yang memiliki IQ 137 ke atas disebut anak berbakat tinggi.
Sementara itu ada pandangan lain, dan pandangan ini lebih banyak dianut, yang cenderung menekankan bahwa masalah keberbakatan harus didekati dari sudut pandang berdemensi ganda. Menurut pandangan ini keberbakatan tidak hanya ditinjau dari segi kecerdasan tapi juga dilihat dari segi prestasi, kreativitas dan karakteristik pribadi dan sosial lainnya; dilihat dari kemampuan yang bersifat potensial maupun aktual (prestasi).
Sedangkan Clark (1988:6) mengatakan bahwa murid cerdas berbakat ialah anak-anak yang menampilkan kapabilitas unjuk kerja yang tinggi dalam bidang-bidang seperti intelektual, krestif, artistik, kepemimpinan, kemampuan, atau lapangan-lapangan akademik tertentu, dan memerlukan, layanan-layanan atau kegiatan-kegiatan yang tidak biasa di sediakan oleh sekolah dalam rangka untuk mengembangkan kemampuanny secara penuh. Menurut skala yang dibuat oleh Wechsler, murid cerdas berbakat adalah murid yang memiliki taraf intelegensi 130 atau lebih, yang di bedakan atas luar biasa cerdas atau gifted (IQ 145 ke atas) dan sanagat cerdas atau superior (IQ 130-144). Yang banyaknya 2,5% dari banyaknya murid.
Berdasarkan uraian di atas jelaslah yang di maksud murid cerdas berbakat adalah murid yang memiliki taraf intelegensi sangat tinggi, serta memiliki tingkat kreativitas yang tinggi pula, dan dengan kemampuanya memungkinkan bagi dirinya berhasil dengan baik dalam pekerjaan atau karirnya. Murid seperti ini umumnya memerlukan program khusus yang terencana selain dari program umumnya biasanya di laksanakan di sekolahuntuk pengembangan kemampuanya.
Istilah murid berbakat merupakan terjemahan dari “gifted” yang berarti kemampuan intelektual tinggi. Jadi murid berbakat adalah murid yang memiliki kemampuan intelektual atau taraf inteligensi yang unggul. Dengan keunggulan ini ia di harapkan memiliki peluang besar untuk mencapai prestasi tinggi dan menonjol didalam bidang pekerjaanya. (Adni Hakim Nasution dalam S.C Utami Munadar, 1985:4).
Utami Munandar (1995) memberikan delapan alasan perlunya pelayanan pendidikan khusus bagi murid cerdas dan berbakat, yaitu:
1.      Keberbakatan tumbuh dari proses interaktif antara lingkungan yang merangsang dari kemampuan pembawaan dan prosesnya. Dengan kata lain anak berbakat memerlukan program yang sesuai dengan tingkat perkembangannya.
2.      Pendidikan atau sekolah hendaknya dapat memberikan kesempatan pendidikan yang sama kepada anak untuk memperkembangkan potensinya sepenuhnya.
3.      Jika anak berbakat dibatasi dan dihambat dalam perkembangannya jika mereka tidak dimungkinkan untuk maju lebih cepat dan memperoleh materi pengajaran sesuai dengan kemampuannya, sering mereka menjadi bosan, jengkel, dan acuh tak acuh.
4.      Terhadap kekhawatiran bahwa pelayanan pendidikan khusus bagi anak berbakat akan membentuk kelompok “elite”. Perlu dipertanyakan apa maksud dengan kelompok elite. Apabila dengan elite dimaksud dengan “golongan atas” maka memang ditinjau dari keunggulan bakat dan kemampuan mereka tergolong elite.
5.      Anak dan remeja berbakat merasa bahwa minat dan gagasan sering berbeda dari teman sebaya, hal ini dapat membuat mereka terisolasi merasa diri “lain daripada yang lain” sehingga jarang mereka membentuk konsep diri yang negatif.
6.      Jikat kebutuhan anak berbakat mempertimbangkan dan dirancang program untuk memenuhi kebutuhan pendidikan mereka sejak awal maka mereka menunjukan peningkatan yang nyata dalam prestasi sehingga tumbuh rasa kompetensi dan rasa harga diri.
7.      Mereka yang berbakat jika diberi kesempatan dan pelayanan pendidikan yang sesuai akan dapat meberikan sumbangan yang bermakna kepada masyarakat dalam semua bidang usaha manusia. Masyarakat mebutuhkan orang-orang yang berkemampuan luar biasa ini untuk menghadapi tuntunan masa depan secara inovatif.
8.      Dari sejarah tokoh-tokoh yang unggul dalam bidang tertentu ternyata memang ada di antara mereka yang semasa kecil atau sewaktu masih dibangku sekolah tidak dikenal sebagai seorang yang menonjol dalam prestasi sekolah namun  mereka berhasil dalam hidup.
Para ahli dengan hasil penelitiannya (Thompson, Berger, Berry, 1980. Krech, 1969. Maclean 1979) menunjukan bahwa secara biologis memang ada perbedaan struktur otak antara anak anak cerdas dan berbakat dengan anak normal. Anak cerdas dan berbakat mampu memfungsikan kedua belahan otak kiri dan otak kanan sebagai alat berpikir dan seluruh fungsi-fungsi lain (rasa, pendirian, dan intuisi) secara terintegrasi sehingga mewujudkan perilaku kreatif. Atas dasar pemikiran tersebut maka pemahaman murid cerdas dan berbakat harus bertolak dari pandangan bahwa dia adalah seorang pribadi yang utuh dan selalu berada di dalam interaksinya dengan lingkungan. Pengembangan keutuhan pribadi ini yang saat ini dikenal dengan pengembangan kecerdasan emosional (Daniel Gollernan, 1995) seiring dengan kecerdasan intelektual.

B.       Karakteristik dan Kebutuhan Murid Cerdas dan Berbakat
Perbedaan program pendidikan Anak Cerdas Berbakat dengan anak biasa bukan sekedar berbeda tetapi secara kualitatif memang harus berbeda.  Perbadaan kualitatif ini mutlak perlu karena anak Anak Cerdas Berbakat memiliki karakteristik dan kebutuhan serta permasalahan yang berbeda dari peserta didik biasanya. Sekalipun pengembangan program pendidikan untuk peserta didik Anak Cerdas Berbakat akan menyangkut berbagai pertimbangan aspek filosofis, tujuan pendidikan peserta didik Anak Cerdas Berbakat.  Anak cerdas berbakat pada umumnya memiliki karakteristik seperti berikut:
1.      Membaca pada usia lebih muda
2.      Membaca lebih cepat dan lebih banyak
3.      Mempunyai rasa ingin tahu yang kuat
4.      Mempunyai minat yang luas, juga terhadap masalah orang dewasa
5.      Mempunyai inisiatif dan dapat bekerja sendiri
6.      Menunjukan keaslian dalam ungkapan variable
7.      Memberi jawaban – jawaban yang baik
8.      Dapat memberikan banyak gagasan
9.      Luwes dalam berfikir
10.  Terbuka terhadap rangsangan – rangsangan dari lingkungan
11.  Mempunyai pengamatan yang tajam
12.  Dapat berkonsentrasi untuk jangka waktu yang panjang, terutama terhadap tugas atau bidang yang diminati
13.  Senang mencoba hal – hal yang baru
14.  Mempunyai daya abstraksi, konseptualisasi, dan sintesis yang tinggi
15.  Senang terhadap kegiatan intelektual dan pemecahan – pemecahan masalah
16.  Mempunyai banyak kegemaran
17.  Mempunyai daya ingat yang kuat

Clark mengemukakan secara kualitatif anak Anak Cerdas Berbakat menunjukkan karakteristik yang berbeda dari anak normal dalam aspek kognitif, afektif, sensasi fisik, intuisi, dan kemasyarakatan. Dalam upaya pengembangan model program pendidikan yang kondusif bagi Anak Cerdas Berbakat perlu dilakukan analisis kebutuhan dan permasalahan perkembangan yang mungkin muncul dari aspek yang disebutkan diatas serta implikasinya bagi pengembangan program pendidikan.
1.         Perkembangan fisik
Selama usia sekolah, anak berbakat sangat mungkin mengalami kesenjangan antara perkembangan fisik dan intelektual dan sekolah secara tak sengaja mungkin menghambat aktifitas mereka. Apabila perkembangan intelektualnya lebih cepat dari pada perkembangan fisik maka anak akan merasa tidak adekuat secara fisik. Sementara jika tuntutan sensasi fisik kurang menantang akan menjadikan anak berbakat kurang tertarik dan tak memperoleh kepuasan melakukan kompetisi di dalam kelompok sebaya. Anak berbakat mungkin pula menunjukkan aktifitas fisik dan hanya membatasi diri pada aktifitas mental.
Melihat karakteristik dan kebutuhan fisik anak berbakat, maka program pendidikan bagi mereka sepatutnya mempertimbangkan kebutuhan untuk melakukan aktifitas yang memungkinkan terjadinya interaksi dan asimilasi dan sensorik, apresiasi kapasitas fisik, menjelajahi aktifitas fisik yang  menimbulkan kesenangan. Kepuasan, menjelajahi aktifitas yang mengarah kepada keterpaduan antara pikiran dan badan.
2.         Perkembangan kognitif
Para ahli dengan hasil penelitiannya ( Thompson, Berger, Berry, dan Mac Lean ) menunjukkan secara biologis memang ada perbedaan struktur otak antara anak berbakat dengan anak normal. Anak berbakat mampu kedua belahan otak kiri dan kanan sebagai alat berfikir dan seluruh fungsi-fungsi lain. Secara terintegritas sehingga mewujudkan perilaku kreatif.
Berbagai karakteristik perkembangan kognitif anak berbakat menunjukkan kemudahan yang dimilikinya dalam belajar. Namun, hendaknya ciri itu tidak menjadikan kita berfikir bahwa anak berbakat akan selalu mudah untuk menjadi peserta didik terpadani di kelasnya. Apabila karakteristik tersebut tidak tersalurkan sebagaimana mestinya maka tak mustahil muncul masalah – masalah perkembangan.
Perkembangan kognitif anak berbakat juga disertai dengan kemampuan intuitif yang akan mengarahkan kepada pemunculan prilaku kreatif. Kreativitas adalah ekspresi tertinggi dari keberbakatan. Kaitan intuisi dengan prilaku kreatif ialah bahwa fungsi intuisi berperan dalam pemunculan inisiatif, imajinatif, dan wawasan bertindak yang mengarah kepada prilaku kreatif.  Para ahli yang menekuni kreativitas tampaknya cenderung menyimpulkan bahwa prilaku kreatif merupakan integrasi fungsi – fungsi fisik maupun psikis dan bukan semata – mata prilaku intelektual.
Keunikan intuisi anak berbakat ditandai dengan kecenderungan untuk terlibat dan peduli terhadap pengetahuan intuitif dan fenomena – fenomena metafisik, terbuka terhadap pengalaman – pengalaman metafisi, dan menunjukkan prilaku kreatif dalam banyak hal. Karena kekuatan imajinatif yang luar biasa. Sehingga bisa menimbulkan cemoohan sesamanya atau tidak mendapatkan tanggapan serius dari orang lain yang lebih tua usianya karena di pandang berperilaku aneh, menyimpang, dan dianggap sebagai pembuat kekacauan.
3.         Perkembangan Emosi
Karakteristik kemampuan kognitif yang tinggi pada anak berbakat dan kepekaannya terhadap dunia sekitar menjadikan anak berbakat memiliki akumulasiinformasi yang banyak.apabila dengan fungsi kognitif dia mampu mengolah informasi dan menumbuhkan kesadaran akan diri dan dunianya akan menjadikan anak berbakat menunjukkan perkembangan emosi yang lebih matang dan stabil. Kesadaran yang tinggi ini akan disertai dengan perasaan yang berbeda dari murid yang lain Di sisi lain karakteristik kognitif yang tinggi belum tentu di sertai dengan terjadinya perkembangan emosi yang tinggi pula. Akumulasi informasi yang terjadi pada anak berbakat karena sensitifitas atau kepekaannya terhadap dunia sekitar mungkin tidak mencuat ke kesadaran. anak berbakat serinakali menunjukkan harapan yang tinggi terhadap dirinya maupun orang lain. Karena harapan ini tidak selalu disertai dengan kesadran diri, maka tidak jarang menbawa dirinya menjadi frustasi terhadap dirinya, orang lain maupun situasi.
Karakteristik kehidupan emosi murid berbakat separti itu menghendaki keseimbangan dengan  pengembangan fungsi kognitif yang ada pada dirinya untuk mengembangkan kesadaran akan dunianya.jika tidak, maka prilaku bermasalah yang mungkin muncul adalah rawan terhadap kritikan orang lain, kebutuhan untuk diakui yang berlebihan , bersikap sinis dalam mengkritik orang lain yang akan menimbulkan gangguan antar pribadi. Motovasi dan daya saing yang kuat, hasrat ingin tahu yang besar, dan minat eksplorasi yang tiada terunjang pada anak berbakat mungkin dapat menumbulkan keirian mereka terhadap gurunya. Karena gurunya dirasakantidak memahami kebutuhannya. Akibatnya mereka memiliki gambaran diri yang terlalu tinggi, selalu menganggap benar pendapat sendiri yang dapat menumbuhkan kesan bersikap angkuh dan sombong.

4.         Perkembangan sosial
Karakteristik perkembangan sosial anak berbakat temuan dan generalisasi sering kali menunjukkan karakteristik  populasi yang selalu tidak dapat diterapkan secara individual. Kecenderungan menunjukkan bahwa perkembangan sosial anak berbakat memang lebih baik dari pada anak yang normal pada umumnya. Clark (1988) menghimpun dan menyimpulkan berbagai hasil studi yang dilakukan banyak ahli tentang perkembangan sosial dan emosional anak berbakat sebagai berikut :
a.         Anak berbakat, jika di bandingkan dengan teman sebayanya, merasa lebih senang dan puas dengan keadaan dirinya sendiri dan hubungan antar pribadi.
b.        Anak berbakat cenderung menunjukkan penyesuaian nasional yang lebih baik dari pada anak normal lainnya walaupun kecenderungan ini lebih erat kaitannya dengan latar belakang sosial ekonomi dari pada dengan kecerdasan.
c.         Anak berbakat cenderung lebih mandiri dan kurang berkomformitas terhadap pendapat sebayanya lebih dominan, lebih mempu mengendalikan lingkungan, dan lebih kompetitif.
d.        Anak berbakat menunjukkan kecakapan kemimpinan dan menjadi terlibat dalam kegiatan dan kepedulian sosial.
e.         Anak berbakat lebih cenderung memilih teman yang memiliki kesebayaan usia intelektual dari pada memilih teman yang secara kronologis berada pada usia yang sama.
Karakteristik perkembangan sosial anak berbakat seperti di uraikan di ats dapat menimbulkan prilaku bermasalah, seperti frustasi atas perasaan – perasaan yang tak tertantang, potensi kepemimpinan yang tak berkembang karena mungkin tidak memperoleh kesempatan, kecenderungan mengambil pemecahan masalah secara cepat tanpa memperhitungkan kompleksitas masalah.
C.       Identifikasi Murid Cerdas dan Berbakat
Identifikasi anak cerdas dan berbakat pada dasarnya dapat dilakukan sedini mungkin, yaitu :
1.      Pada usia 1-2 tahun
Pada masa ini keunggulan dan kelemahan intelektual anak akan tampak dengan mudah bila anak diberi rangsangan dengan tepat. Fungsinya ganda, yaitu untuk mengetahui kemungkinan adanya perkembangan intelektual yang cepat dan tidak terbatas pada bidang-bidang bakat yang khas, serta untuk mengetahui kemungkinan adanya kecacatan pada anak.
2.      Pada usia 2-6 tahun
Identifikasi anak usia ini dapat dilakukan dengan mengajak anak bermain pada bidang yang disenanginya. Keberbakatan anak akan tampak dalam kemampuan menyelesaikan tugas-tugas dan berbagai persoalan tanpa mengalami kesulitan yang berarti, serta tidak banyak memerlukan bimbingan. Karena itu dalam usia dini, orang tua, guru, kelompok bermain, dan TK tempat menjadi pelaksanaan atau sumber informasi utama.
3.      Pada usia 6 tahun – seterusnya
Pada masa sekolah informasi keberbakatan bisa diperoleh dari orang tua terutama berkenaan dengan bidang-bidang yang disenangi, dari guru terutama bidang prestasi, dan dari teman sebaya terutama bidang kepemimpinan, kreatifitas, dan sosialisasinya.

Dalam identifikasi ini, penggunaan tes kecerdasan dan tes lain seperti minat, kreativitas, motivasi juga penting dilakukan. Dengan demikian pada dasarnya ada dua pendekatan untuk mengidentifikasi murid cerdas dan berbakat, yaitu dengan cara studi kasus, dan melalui tes, atau penggabungan keduanya. Identifikasi di sekolah dapat dilakukan melalui tahap:
a.    Tahap Penjaringan (screening)
Tahap penjaringan Anak Cerdas Berbakat disekolah dapat delakukan dengan menganalisis data dan prestasi belajar.  Usia kronologis nominasi oleh teman sekelas, orang tua dan guru. Di gunakan acuan usia kronologis dengan asumsi bahwa Anak Cerdas Berbakat memiliki usia muda namun mampu bersaing dan memiliki usia mental yang lebih tinggi debanding teman – teman yang memiliki usia yang lebih tua. Model nominasi ini dilakukan dengan asumsi bahwa orang – orang  terdekat dengan anak berbakat dan cerdas, memiliki penilaian yang objektif dan intensif, hasil pengamatan yang relatif lama.
b.    Tahap selektif (identification)
Tahap selektif digunakan terhadap siswa yang telah lolos tahap penjaringan. Tahap selektif di saring dengan melalui tes. Langkah – langkah yang dilakukan dalam menjaring dan menyeleksi murid – Anak Cerdas Berbakat.
1)      Mengidentifikasi murid yang di duga Anak Cerdas Berbakat dengan mengacu kepada prestasi siswa, usia kronologi dan kelasnya.
2)      Kemudian dilakukan penyaringan dengan menggunakan tes, untuk mengetahui kemapuan intelektualnya.
3)      Setelah ditemukan murid yang di duga cerdas dan berbakat selanjutnya melakukan pemeriksaan psikologi terhadap kedelapan murid tersebut dengan menggunakan wechler intelligence scale for children untuk mengetahui IQ. Yang menyatakan anak berbakat intelektual adalah mereka yang memiliki IQ 130 berdasarkan tes WISC adaptasi indonesia.
D.       Penyelenggaraan Pendidikan Bagi Murid Cerdas dan Berbakat
Penyelenggaraan pendidikan bagi anak cerdas berbakat secara konvensional dapat di kelompokkan ke dalam beberapa model,antara lain :
1.         Akselerasi (acceleration)
Model akselerasi  bisa dilakukan dalam berbagai bentuk, mulai dari memasuki SD pada usia dini, loncat kelas atau mengikuti bidang studi tertentu di kelas tinggi.
2.         Pengayaan (enrichment)
Model pengayaan yaitu dengan memberikan tugas – tugas tambahan bagi siswa yang memiliki kemampuan unggul. Model ini dapat memenuhi harapan Anak Cerdas Berbakat dengan tidak memisahkan mereka dari teman – teman yang biasa.
3.         Kelas khusus (ability grouping)
Model ketiga adalah pengelompokkan berdasarkan kemampuan. Model ini dapat berupa kelas khusus di dalam sekolah. Model pengelompokkan berdasarkan kemampuan di khawatirkan akan menumbuhkan sikap ekslusif, elitisme dan memiliki perasaan berbeda dari yang lain.
4.         Bimbingan Konseling
Bagi anak-anak cerdas dan berbakat, bimbingan konseling merupakan sebuah kebutuhan. Memahami kekhasan siswa cerdas dan berbakat serta peranan konseling dalam menangani permasalahan yang timbul akibat kekhasannya adalah sangat penting. Dimana guru sebagai konselor bagi siswa berkemampuan unggul sangat penting peranannya.
E.       Teknik Bimbingan Bagi Murid Cerdas dan Berbakat
Karakteristik anak berbakat masalahnya yang di gambarkan pada bagian terdahulu, mengandung implikasi bagi kemampuan layanan bimbingan Anak Cerdas Berbakat. Layanan bimbingan yang di maksud tidak di arahkan kepada layanan yang bersifat ekslusif melainkan dikembangkan secara terpadu di dalam sisitem bimbingan yang ada. Layanan bimbingan bagi Anak Cerdas Berbakat tetap bertolak belakang dari pandangan tentang hakekat manusia sebagai makhluk pribadi, sosial dan mehluk tuhan.  Dengan kata lain, Anak Cerdas Berbakat dipandang sebagai suatu keutuhan pribadi sehinggan program layanan bimbingan yang dikembangkan mampu menyentuh semua dimensi perkembangan secara utuh.
Sejalan dengan karakteristik dan kebutuhan yang di uraikan sebagai hasil temuan studi, dimensi keutuhan perkembangan pribadi yang di maksud akan mencakup unsur-unsur berikut:
1.         Pengembangan Ranah Kognitif/Intelektual
Hal ini mengandung implikasi bagi guru untuk menyediakan rentang pengalaman belajar yang luas  dan dapat di akselerasikan dan mengakselerasikan perkembangan kognitif anak berbakat. Pengolahan bahan dan tugas ajar secara khusus yang di dasarkan kepada kurikulum yang ada merupakan hal yang harus dilakukan guru untuk dapat memberikan layanan optimal bagi anak berbakat.
2.         Pengembangan Ranah Afektif
Layanan bimbingan yang perlu diberikan ialah memahami pikiran dan harapan anak berbakat dengan sikap terbuka dan membantu anak memahami pikiran dan harapan yang ada pada dirinya serta kemungkinan pemenuhannya didalam kehidupan kelompok.
3.         Pengembangan Ranah Fisik
Kemampuan anak berbakat yang cenderung berkembang lebih awal dari usia pada umumnya menghendaki layanan pendidikan yang memungkinkan anak memperolah pengalaman memadukan pola perkembangan berfikir dengan perkembangan fisik. Layanan bimbingan yang bisa diberikan ialah membantu anak memilih kegiatan fisik yang sesuai dengan perkembangannya dan memberikan peran-peran yang sesuai dalam kelompoknya.
4.         Pengembangan Ranah Intuitif
Layanan pendidikan bagi anak berbakat perlu memperdulikan pengembangan pengalaman yang mendorong dia untuk berimajinasi dan berkreasi. Layanan bimbingan di berikan dalam bentuk pengembangan lingkungan belajar yang menghadapkan anak kepada situasi atau stimulus baru yang dapat memunculkan daya imajinasi dan kreativitas anak.
5.         Pengembangan Ranah Kemasyarakatan
Layanan bimbangan yang dapat diberikan ialah membantu anak memperoleh pengalaman mengembangkan diri menjadi anggota kelompok dan mampu berpartisipasi dalam proses kelompok, memperluas perasaan keanggotaan kelompok ke arah keanggotaan kemasyarakatan, memperluas identifikasi diri dari masyarakat terbatas ke arah identifikasi terhadap masyarakat luas.
Beberapa implikasi managerial bagi penataan layanan bimbingan anak berbakat disekolah dasar yang perlu di perhatikan adalah :
a.       Menyediakan kesempatan dan pengalaman khusus untuk memenuhi kebutuhan anak berbakat sehingga mereka dapat mengembangkan potensinya secara berkesinambungan.
b.      Menata lingkungan yang dapat memperkaya pertumbuhan intelektual, afektif, intuisi dan sosial.
c.       Memungkinkan terjadinya partisipasi dan kerjasama yang dilakukan oleh anak berbakat dan orang tua.
d.      Menyediakan waktu, tempat, dan dukungan bagi anak berbakat yang memungkinkan dirinya menjadi sebagaimana mereka bisa menjadi.
e.       Mendorong anak berbakat menemukan tempat dirinya dalam perkembangan manusia dengan menemukan kecakapannya dan bidang – bidang dimana dia dapat berkontribusi.
f.       Menyediakan kesempatan bagi anak berbakat untuk berinteraksi dengan sesamanya dan orang dewasa dari berbagai ragam kecakapan yang memungkinkan dia menemukan keunikan dan ketertarikan dirinya.
F.        Penyelenggaraan Kelas Unggulan sebagai Model Bimbingan Bagi Murid Cerdas dan Berbakat
1.      Pengertian Kelas Unggulan
Kelas unggulan adalah kelas yang terdiri atas sejumlah siswa yang karena prestasinya menonjol di kelompok di kelas tertentu pada SD (Depdikbud.1996). Program pengajaran pada kelas unggulan adalah program pengajaran yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku ditambah dengan pendalaman materi matematika atau berhitung dan IPA serta pelajaran Bahasa Inggris.
Pengelompokkan ini dimaksud untuk memudahkan membina siswa oleh guru dalam mengembangkan kemampuan dan potensi yang ada pada siswa seoptimum mungkin sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Tujuan pendidikan kelas unggulan di SD secara rinci mencakup.
a.         Mempersiapkan peserta didik yang cerdas, beriman dan bertaqwa pada tuhan YME, memiliki budi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan serta sehat jasmani dan rohani.
b.        Memberikan kesempatan kepada siswa yang memiliki kecerdasan di atas rata – rata normal untuk mendapat pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan potensi yang dimiliki siswa.
c.         Memberikan kesempatan kepada siswa lebih cepat mentransfer ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang diperlukan sesuai dengan perkembangan pembangunan.
d.        Memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi.
e.         Mempersiapkan lulusan kelas unggulan menjadi siswa unggul dalam bidang pengetahuan dan tekhnologi sesuai dengan perkembangan anak.

Siswa yang direkrut adalah siswa kelas IV dengan pertimbangan bahwa siswa kelas IV telah mulai dapat berfikir rasional baik pada SD inti maupun SD imbas.
Persyaratan kadidat kelas unggul meliputi :
a.         Siswa peserta kelas unggulan harus bersekolah pada SD inti/imbas pada gugusannya.
b.        Merupakan murid pada jenjang kelas tinggi di mulai kelas IV pada tahun ajaran baru.
c.         Memiliki bakat dan minat serta prestasi yang konsisten sejak kelas I  sampai kelas III melalui rekaman pengamatan dan tes psikologi.
d.        Merupakan murid berprestasi disekolahnya dan memiliki ranking 1 sampai 10.
e.         Lulus seleksi tes kemampuan akademik dan kesehatan untuk keperluan ini perlu diadakan alat seleksi yang standar.
f.         Mendapat rekomendasi dari kepala sekolah tempat asal siswa bersekolah.
g.         Mendapatkan izin tertulis dari orang tua/wali murid yang isinya bersedia patuh mengikuti tata tertib penyelenggaraan kelas unggul.
h.        Apabila pada setiap akhir tahun pelajaran tidak mampu menunjukkan keberhasilan prestasi belajarnya, di tempatkan pada kelas biasa di SD yang bersangkutan.
2.      Proses Belajar Mengajar di Kelas Unggulan
Proses belajar mengajar di kelas unggulan di upayakan memiliki keunggulan dari pada kelas biasa. Oleh karena itu seluruh komponen pendidikan seperti guru, materi ajar, bahkan sarana belajar – mengajar, metode mengajar dan waktu belajar dikelas unggulan harus lebih baik dari kelas biasa.mengigat tuntutan prestasi belajar bagi siswa kelas unggulan sangat tinggi di perlukan adanya guru bimbingann yang tugas khususnya mengawasi/memantau. Membimbing serta mengarahkan siswa di kelas unggulan agar dapat berprestasi dengan baik.
Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum yang berlaku secara nasional dan kurikulum plus yang terdiri atas mata pelajaran Matematika/berhitung (4 jam), IPA (4 jam) dan Bahasa Inggris 4 jam. Dengan demikian di perlukan penambahan waktu belajar di sekolah. Bahan dan sarana belajar mengajar perlu kelengkapan buku-buku sumber, baik pegangan siswa maupun guru atau bacaaan yang dapat menunjang aktifitas dalam belajar. Begitu juga alat peraga dan sarana belajar lainnya (seperti laboratorium) harus lebih memadai baik dari segi jumlah maupun kualitasnya.
Metode mengajar seperti ini di harapkan dapat mengaktifkan siswa dengan merangsang siswa untuk berfikir mengembangkan berbagai pertanyaan variasi pembelajaran cukup beragam (individu/kelompok)  perhatian terhapa setiap siswa harus merata ( 20 – 35 siswa dalam satu kelas ).sehinggan dapat memberikan layanan yang sesuai.

3.      Model – Model Penyelenggaraan Kelas Unggulan di SD
Berdasarkan pengamatan di kota bandung di kabupaten sumedang dan kabupaten bekasi serta kabupaten tasikmalaya ternyata bentuk penyelenggaraan kelas unggulan di berbagai daerah bermacam – macam di sesuaikan kondisi masing – masing.
a.         Penyelenggaraan kelas unggulan di SD inti dalam satu kompleks sekolah. Model penyelenggaraan kelas unggulan yang paling banyak adalah di selenggarakan  di SD inti tetapi hanya melibatkan SD – SD dalam satu kompleks. SD – SD  di luar kompleks SD tersebut meskipun ada dalam satu gugusan untuk mengikutsertakan peserta didiknya dalam kelas unggulan apalagi bagi SD swasta.
b.        Penyelenggaraan kelas unggulan kecamatan
Penyelenggaraan kelas unggulan di SD inti kota kecamatan dengan menampung siswa terbaik dari SD – SD di seluruh kecamatan.Penyelenggaraan kelas unggulan dalam satu kompleks secara bergiliran
c.         Pada model penyelenggaraan kelas unggulan di selenggarakan di SD dalam satu kompleks secara bergiliran.
d.        Penyelenggaraan kelas unggulan pada seluruh jenjang
Model ini menyelenggarakan kelas unggulan pada seluruh jenjang kelas dengan menambah waktu belajar selama dua jam pelajaran.
4.      Kelebihan dan Kekurangan Model Kelas Unggulan
Mencermati penyelenggaraan kelas unggulan di SD inti, pada hakekatnya model pengelompokkan berdasarkan kemampuan (ability grouping). Model ini akan memudahkan bagi guru dalam mengembangkan kemampuan atau potensi siswa seoptimal mungkin. Model kelas unggulan memungkinkan guru mengembangkan suasana belajar kompetitif sehingga terjadinya persaingan sehat antar siswa. Namun di sisi lain model pengelompokkan kemampuan di khawatirkan akan menumbuhkan sikap ekslusif, elitisme. Memiliki perasaan berbeda dari yang lain bahkan bisa – bisa menjadi besar kepala.
Bagi sekolah penyelenggara kelas unggulan saat ini dilanda kekhawatiran sekiranya mereka mendapan NEM yang kurang memuaskan pada EBTANAS apa yang dapat dibanggakan dari penyelenggaraan kelas unggulan ini, padahal sudah mengerahkan dana dan daya yang cukup besar. Bagi anak didik ada kecenderungan jenuh belajar karena mereka terus menerus diberi pengayaan tanpa diberi kesempatan untuk naik kelas lebih cepat dibanding anak biasa.
5.      Bimbingan bagi Siswa Kelas Unggulan
Bertolak dari antisipasi terjadinya dampak negatif penyelenggaraan kelas unggulan maka gagasan agar siswa kelas unggulan tetap merupakan siswa dari kelas biasa di sekolah masing – masing atau lazim di kenal dengan pull out enrichment (Conny Semiawan 1997:256). Alternatif pertama siswa unggulan bergabung dalam kelas unggulan hanya dalam kurikulum plus yaitu, mata pelajaran matematika/berhitung, IPA dan bahasa inggris. Alternatif kedua, siswa unggulan bergabung dalam kelas unggulan pada setiap mata pelajaran matematika/berhitung, IPA dan bahasa inggrisdalam pelaksanaan kurikulum biasa maupun kurikulum plus.
Tujuan bimbingan dan konseling anak berbakat adalah membantu perkembangan pribadi mereka dalam menyingkirkan halangan emosional lingkungan serta membantu agar mampu menggunakan kemampuan seoptimal mungkin (Conny R Semiawan, 1992:68). Dalam pengembangan program bimbingan dan konseling anak berbakat penting untuk diketahui bahwa kebutuhan dan kepentingan unik si individu sangat penting bagi perkembangannya. Anak berbakat tidak saja diidentifikasikan karena kemampuannya yang luar biasa dalam segi intelektual akademis, tetapi juga dalam bidang berpikir kreatif. Kepemimpinan dan kesenian pengembangan model bimbingan bagi murid cerdas dan berbakat hendaknya mempertimbangkan kebutuhan karakteristik mereka (Utami Munandar, 1995:3). Milgram (1991) berpendapat bahwa kebutuhan bimbingan dan konseling dari anak berbakat meliputi tiga kategori: kognitif-akademik, personal-sosial dan pengalaman luar sekolah (experiental needs).
Keunggulan model ini adalah siswa unggulan berbaur dengan siswa biasa. Siswa tidak merasa elit dan perkembangan sosial anak tidak terganggu. Secara administratif SD imbas tidak merasa di tinggalkan oleh siswa terbaik – baiknya. Sekaitan dengan bimbingan dan konseling Anak Cerdas Berbakat perlu di pahami bahwa pencegah masalah lebih penting dari remidi. bahkan menurut Conny Semiawan (1992:73) konselor harus mampu bertindak berdasarkan pendekatan perkembangan. Oleh karena itu bimbingan konseling yang di kembangkan adalah model bimbingan dan konseling perkembangan (development counseling).




BAB III
PENUTUP

A.       Kesimpulan
Murid cerdas berbakat adalah murid yang memiliki taraf intelegensi sangat tinggi, serta memiliki tingkat kreativitas yang tinggi pula, dan dengan kemampuanya memungkinkan bagi dirinya berhasil dengan baik dalam pekerjaan atau karirnya. Murid seperti ini umumnya memerlukan program khusus yang terencana selain dari program umumnya biasanya di laksanakan di sekolahuntuk pengembangan kemampuanya.
Perbedaan program pendidikan Anak Cerdas Berbakat dengan anak biasa bukan sekedar berbeda tetapi secara kualitatif memang harus berbeda.  Perbadaan kualitatif ini mutlak perlu karena anak Anak Cerdas Berbakat memiliki karakteristik dan kebutuhan serta permasalahan yang berbeda dari peserta didik biasanya. Sekalipun pengembangan program pendidikan untuk peserta didik Anak Cerdas Berbakat akan menyangkut berbagai pertimbangan aspek filosofis, tujuan pendidikan peserta didik Anak Cerdas Berbakat.
Untuk mengidentifikasi siswa cerdas berbakat yaitu dengan penggunaan tes kecerdasan dan tes lain seperti minat, kreativitas, motivasi juga penting dilakukan. Dengan demikian pada dasarnya ada dua pendekatan untuk mengidentifikasi murid cerdas dan berbakat, yaitu dengan cara studi kasus, dan melalui tes, atau penggabungan keduanya.
Penyelenggaraan pendidikan bagi anak cerdas berbakat secara konvensional dapat di kelompokkan ke dalam beberapa model,antara lain :
1.      Akselerasi (acceleration)
2.      Pengayaan (enrichment)
3.      Kelas khusus (ability grouping)
4.      Bimbingan Konseling
Teknik bimbingan bagi Anak Cerdas Berbakat tetap bertolak belakang dari pandangan tentang hakekat manusia sebagai makhluk pribadi, sosial dan mehluk tuhan.  Dengan kata lain, Anak Cerdas Berbakat dipandang sebagai suatu keutuhan pribadi sehinggan program layanan bimbingan yang dikembangkan mampu menyentuh semua dimensi perkembangan secara utuh. Sejalan dengan karakteristik dan kebutuhan yang di uraikan sebagai hasil temuan studi, dimensi keutuhan perkembangan pribadi yang di maksud akan mencakup unsur-unsur berikut:
1.      Pengembangan Ranah Kognitif/Intelektual
2.      Pengembangan Ranah Kognitif
3.      Pengembangan Ranah Fisik
4.      Penembangan Ranah Intuitif
5.      Pengembangan Ranah Kemasyarakatan
6.      Pengembangan Ranah Kemasyarakatan

Penyelenggaraan Kelas Unggulan sebagai Model Bimbingan bagi Anak Cerdas Berbakat. Kelas unggulan adalah kelas yang terdiri atas sejumlah siswa yang karena prestasinya menonjol di kelompk di kelas tertentu pada SD (Depdikbud.1996). Program pengajaran pada kelas unggulan adalah program pengajaran yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku ditambah dengan pendalaman materi matematika atau berhitung dan IPA serta pelajaran Bahasa Inggris. 

B.       Saran
Orangtua sebaiknya merasa perlu menambah wawasan tentang tumbuh kembang anak, hal ini mencakup tahap-tahap perkambangan anak,  pola asuh dan pola didik anak. Dengan mengetahui informasi tentang tahap perkembangan anak, maka orangtua bisa secara dini mengenali hal-hak yang tidak biasa yang ada pada diri anak.
Kemudian, dengan memahami konsep-konsep pola asuh dan pola didik yang ilmiah, maka orangtua akan mampu menimimalisir kesalahan dalam menerapkan nilai, sikap, dan perilaku dalam menghadapi anak, terutama ketika anak-anak menunjukkan kebiasaan-kebiasaan yang berbeda dengan anak-anak seusianya. Di samping orang tua, seorang tenaga pendidik atau guru dianjurkan juga menambah pengetahuan tentang perkembangan anak, disamping menguasai substansi mata pelajaran yang diajarkannya di dalam kelas, tentunya hal ini akan memudahkan bagi guru dalam mengambil pendekatan sesuai dengan kepribadian si anak.
Pemerintah sebagai payung utama pertumbuhan dan perkembangan warga negaranya, semestinya menaruh perhatian besar terhadap penelitian-penelitian, pengembangan-pengembangan terkait dengan pendidikan anak cerdas berbakat. Karena hal ini terkait dengan kesuksesan generasi muda sebuah negara dalam menyongsong masa depannya.



DAFTAR PUSTAKA 
Kartadinata, Sunaryo dkk. 1998. Bimbingan di Sekolah Dasar. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud
http://atangsutisnabdj.blogspot.com/2014/02/bimbingan-bagi-anak-cerdas-berbakat.html

1 komentar:

  1. The Golden Nugget Hotel and Casino in Las Vegas - Mapyro
    Find reviews and 전라남도 출장마사지 information for The Golden Nugget Hotel 영주 출장마사지 and 공주 출장샵 Casino in Las Vegas, NV. 경상남도 출장안마 Location. 1. 전라남도 출장마사지 Las Vegas, NV 89109 (702) 770-7000.

    BalasHapus